Selasa, 11 Maret 2008

Membaca MDGs di Blog



Diambil dari Kolom Opini Koran Tempo Edisi Online Sabtu 08 Maret 2008 dari sini.

Membaca MDGs di Blog

Sofia Kartika dan Henny Irawati, AKTIVIS LEMBAGA PARTISIPASI PEREMPUAN

Blog membuat orang bersemangat, kata Julien Pain dalam buku saku untuk blogger, Reporters without Borders. Antusiasme ini lahir dari keleluasaan menjadikan blog sebagai media alternatif menuangkan apa-apa yang disebut ekspresi diri. Dalam "buku harian online" ini beragam gaya penulisan dan informasi dapat ditemukan. Kini tersebar blog tentang resep masakan, fotografi, kritik atas kebijakan, sastra, dan sebagainya. Satu hal yang digarisbawahi Pain: para blogger ini menggoyahkan kemapanan media-media mainstream di negara-negara sekelas Amerika Serikat, Cina, ataupun Iran.

Indonesia berkejaran pula dengan laju teknologi ini. Pada 2006, pemerhati blog di Indonesia, Enda Nasution, memperkirakan pada 2007 blogger di Indonesia mencapai angka 45 ribu. Namun, Enda meragukan ramalannya itu. Melesatnya pertumbuhan teknologi bisa saja membuat angka yang ia sebut melenceng jauh dari jumlah yang sebenarnya. Awal 2008, keraguan Enda terbukti. Saat ini diperkirakan telah lahir 150 ribu blog di Indonesia. Dalam Pesta Blogger 2007, selain ditetapkan 27 Oktober sebagai Hari Blogger Nasional, Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh mendorong komunitas blog mencapai angka 1 juta pada 2008. Apa yang ada di benak Bapak Menteri? Mengapa sedemikian penting gagasan tentang blog ini?


"Blog harus bisa memberikan manfaat edukasi, memberdayakan," ujarnya di hadapan 450 peserta yang datang dari seluruh penjuru negeri.

Apa yang dimaksud dengan "manfaat edukasi (yang) memberdayakan" ini tidak diperinci oleh Bapak Menteri. Suatu kali, ketika sedang mencari data tentang target pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs), saya menemukan sebuah posting menarik, "Kemarin ketika mid semester mata kuliah amdal, keluar soal tentang MDGs. Karena diriku baru pertama kali mendengar frase itu, aku pun nyari ke Internet dan ternyata daku emang kuper kali yah karena sudah banyak yang membahas soal MDGs. Berikut petikannya dilaporkan langsung oleh reporter kita Tarkhiena dari MP TV." Lalu Tarkhiena menulis perihal pengetahuan barunya yang ia dapat dari wikipedia itu di blognya.

Tidak hanya bertambah data yang saya dapat, membesar pula pengetahuan saya tentang sejumput respons dari masyarakat yang, barangkali, luput dari perhatian pemerintah.

Blog memberi ruang bagi pemiliknya yang tidak cuma datang dari profesi itu untuk menuangkan cerita apa saja di sekitar mereka. Keberagaman profesi--mulai mahasiswa, ibu rumah tangga, pekerja kantor, seniman, selebritas, sampai tokoh politik, jurnalis, dan aktivis--menyulut pula berbagai tema yang ditulis. Dari tema-tema tersebut, salah satu di antaranya MDGs.

Indonesia, sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, turut mendukung komitmen percepatan pembangunan dan pemberantasan kemiskinan yang ditandatangani di New York itu. Selanjutnya, deklarasi tersebut diterjemahkan dalam delapan isu kritis, yakni pengurangan kemiskinan dan kelaparan; pendidikan untuk semua; kesetaraan gender; pengurangan angka kematian ibu dan anak; peningkatan kesehatan dan gizi ibu dan anak; pengurangan persebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya; lingkungan yang berkelanjutan; serta pengembangan kemitraan untuk pembangunan global. Waktu yang diberikan untuk mencapai target delapan bidang tersebut tidaklah lama: 15 tahun terhitung sejak penandatanganannya pada 2000.

Kita masih punya waktu tujuh tahun lagi. Sungguh bukan waktu yang panjang, apalagi mengingat Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women) setelah puluhan tahun pun belum tersosialisasi dengan optimal.

Kampanye MDGs sudah sering kali dilakukan. Namun, kedelapan tujuan MDGs seperti masih di awang-awang. Ia harus diterjemahkan, baik untuk kepentingan pencapaiannya maupun dalam kebutuhan sosialisasinya. Dan tugas ini, menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta dalam laporan pencapaian MDGs 2007/2008, bukanlah semata-mata tugas pemerintah, melainkan merupakan tugas seluruh komponen bangsa. Namun, apa yang bisa dilakukan sebagian komponen bangsa tersebut? Saya mengusulkan untuk meniru program Blogger for Bangsari.

Blogger for Bangsari (http://bangsari.blogspot.com) hadir sebagai lanjutan program keberlanjutan pendidikan anak-anak di Desa Bangsari. Mereka menarik kepedulian blogger dan bukan blogger untuk menjadi donatur melalui banner plus gaya kampanye komikal, yang tidak terlalu serius, tapi tetap berisi. Donasi tidak dibatasi dalam bentuk uang, bisa juga kambing dengan sistem paroan, buku, sepatu, seragam, ide, dan perhatian. Kepedulian juga bisa berbentuk kontrol atau menjadi mata rantai kepedulian dengan menulis ajakan bergabung dengan program ini di blog masing-masing. Selain bisa ditulis oleh siapa saja dengan format yang tidak mengikat dan biaya yang relatif murah (apalagi jika dibandingkan dengan membuat iklan layanan masyarakat di televisi atau koran), blog yang tengah diakrabi ini bisa menjadi media alternatif.

Namun, sebagaimana juga diperingatkan Pain, blog juga rentan terhadap kekhawatiran, ketidakpercayaan, penyalahgunaan, dan kesalahan persepsi, terlebih untuk isu-isu yang baru dipahami oleh sebagian orang. Sebut saja, poin ketiga MDGs, kesetaraan gender dan peningkatan kualitas hidup perempuan. Dalam salah satu entrinya, blog MDGs menyebutkan, "Peningkatan kesehatan ibu memiliki tujuan untuk memperkuat pangsa pasar kaum wanita. Mengingat kaum ibu ialah kaum yang lebih konsumtif dan lebih banyak kebutuhannya dibandingkan pria." Alih-alih mempromosikan pemberdayaan perempuan, tulisan tersebut justru mengekalkan stereotipe tentang perempuan. Tapi, tunggu dulu, blog juga dilengkapi mekanisme kontrol melalui komentar pembaca dan tautan link-nya. Anda bisa membenturkan pendapat Anda dengan tulisan yang ada, dengan harapan si penulis memberi jawaban sehingga terjadi diskusi. Atau Anda bisa menuliskan pendapat tersebut di blog Anda sendiri.

Blogger di Indonesia, berapa pun jumlahnya, dapat turut serta menjadi penggerak dalam upaya pencapaian target-target MDGs. Entah itu sebagai media kampanye dan kontrol bagi pemerintah, entah masyarakat itu sendiri. Mengapa tidak dimulai dari Anda?

18 komentar:

Anonim mengatakan...

wah..terkenal kie..ayo mendem-mendem(TM)!!

Anonim mengatakan...

aku wis arep sms awakmu pas moco iku hari sabtu, tapi aras-arasen hehehe, untunglah akhire ngerti dw :D

Bangsari mengatakan...

@pitik: hayyah. ning ya ayo makan makan.

@hedi: aku yp dikandani puji jalan sutra sam.

Anonim mengatakan...

sayang sing duwe blog kurang narsis...

Anonim mengatakan...

Salut Kang! **keplok2** Ojo lali andhum duwit! ^^

Anonim mengatakan...

hahah..
sudah masuk sejarah per blog kan toh..ancen arek BHI kreatip2 koq.. mugo-mugo tambah dasyat..amien

ini berkat kerjsaama kekompakan anak2 bhi.. *salud*

*selamad*

wahyu nurdiyanto mengatakan...

sip kang, sip, urip cen kudu berguna untuk sesama...
semoga kabeh sing melu urun wedhus oleh barokah soko gisti allah..
amin amin

cewekndeso mengatakan...

wuich sangar kang kue


kae pitik apa anu tukang ebeg sing cokan mendem?? ujarku sengertiku pitik kur klebek klebek koh nek ora ya klaprak klaprak :D heheeee

Anonim mengatakan...

Bangsari emang top markotop

amethys mengatakan...

wow...naek daun ik....

selamat...selamat melambung, semoga project2 kambingnya berjalan lancar......

*pengin diajakin makan2*

Anonim mengatakan...

smoga program keberlanjutan pendidikan anak-anak di Desa Bangsari tetap eksis......amien

Anonim mengatakan...

wah, saya baru baca ini. keren ;) sayang nggak ada foto bang ipul-nya :D

Anonim mengatakan...

alhamdulillah...

Anonim mengatakan...

Salam kenal, Mas

MENDOAN mengatakan...

kula nuwun

melu kenalan kang
yong wong tlacap sing nang jakarta

Anonim mengatakan...

Ya, mungkin karena itu

Anonim mengatakan...

sangat menarik, terima kasih

Anonim mengatakan...

Всем привет!

Попался такой вот веб сайт:
Статьи и интервью

Просьба заценить, насколько востребована данная тема?