Jumat, 30 November 2007

Tutup

Sesuai pengumuman semula, hari ini tanggal 30 november 2007 pengumpulan dana kambing
untuk anak-anak sekolah di bangsari ditutup. Dana brutto yang terkumpul sejauh ini sebesar Rp 21.450.000,- plus 15 ekor kambing yang dikirim secara langsung oleh seseorang ke bangsari. Setelah dikurangi dana kampanye berupa kaos dan sticker, netnya sebesar Rp 19.050.00,-.

Info sekilas dari bapak yang saya dengar via telepon, uang tersebut sudah dibelanjakan untuk membeli 28 ekor kambing dengan berbagai ukuran. Ditambah dengan 15 kambing sumbangan lain, total terdapat 43 kambing untuk mereka.

Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas segala apresiasi dan sumbangannya baik langsung maupun tidak.

Nah, selanjutnya kami mengajak saudara-saudara yang punya waktu dan kesempatan untuk meninjau para siswa tersebut saat akhir tahun ini. Anggap saja ini Tour de Bangsari. Siapa berminat, silahkan daftar. Gratis...

Pengumuman lain ada di balibul.

Baca Selanjutnya ......

Selasa, 13 November 2007

Kiriman 15 kambing

Senin, 12 November 2007 pukul 18:15, datang kiriman kambing ke bangsari dari seseorang yang tetap misterius hingga kini. Info via telepon menyebutkan, kiriman itu terdiri dari 15 ekor kambing jenis etawa: 1 Indukan dewasa, 12 cempe besar dan 2 jantan dewasa.

Segera setelah sampai, kambing-kambing itu langsung dibagikan kepada para siswa yang telah terdata sebelumnya.

Baca Selanjutnya ......

Senin, 05 November 2007

Pengumpulan dana Bloggers for Bangsari akan ditutup

Seperti yang sudah ditulis Sam Hedi, donasi kambing untuk anak-anak bangsari akan dihentikan. Demikian keputusan kumpul-kumpul malam minggu, tanggal 03 Nopember 2007 kemarin, di rumah Sir Mbilung Mc Ndobos. Rencananya akhir bulan ini, tgl 30 November 2007. Dana yang terkumpul sejauh ini 7, 5 juta dari seri pertama (sebelum lebaran) dan 13 juta pada seri kedua yang dimulai saat muktamar plus pesta blogger hingga sekarang. Belum termasuk (insyaallah), minimal 10 kambing yang akan disumbang malaikat misterius dari antah berantah yang baik hati. Terima-kasih semuanya....



Rapat itu sendiri dihadiri: Kang Presiden HI dan istri, Sam Hedi, Hadik, Iqbal, Mikow, Mita, Yudhi (yang sampai HPnya digondhol wewe) dan saya. Dari tuan rumah: Sir Mbilung himself, Ghilman, Adry dan Bude Jeni, plus makaroni bakar dan spagheti. Nyam, nyam. Benar-benar yummy...

Setelah dihentikan apakah sudah selesai?

Belum saudara. Setelah ini tugas kita adalah memantau perkembangan mereka ke depan. Perkembangan mereka insyaallah akan terus di-update ke para donatur dan khalayak. Yang pasti, kabar berkala akan ada di sini dan jika memungkinkan juga melalui email atau telpon atau surat. Dan itu bukan pekerjaan yang sedikit.

Kenapa akhir bulan dan ndak sekalian per hari ini?

Mmmm... Untuk memberi waktu kepada mereka yang kemarin sudah berjanji ikut menyumbang tapi mengunggu gajian. Alasan ndak mutu lainnya, biar kami bisa gojeg kere lagi. :D


Lha kok dihentikan, bukannya program ini baik?

Seperti kata Ndoro Seten, "...begitu memang semestinya…segala hal harus ada batasnya yang jelas, sehingga masih dapat tertangani dengan baik.". Ya, betul sekali Ndoro. Karena ternyata ngurusi duit dan orang banyak itu tidak mudah, apalagi kalo cuma berbekal semangat dan okol (otot). Setelah mendapat respon yang terus terang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, kami baru menyadari hal-hal yang tidak terpikirkan sebelumnya. Tentang bagaimana cashflow-nya nanti, siapa saja yang berhak mendapat pinjaman, bagaimana penentuannya, bagaimana menyiapkan laporan yang transparan, bagaimana planning ke depan, para penyumbang yang tak mau disebut namanya, dan sebagainya.

Intinya, kami harus memperbaiki kedalam dulu, mencoba menyalurkan dana yang sudah terkumpul sebaik mungkin. Perkara apakah suatu saat akan ada penggalangan dana lagi, biarlah waktu yang menentukan (hayyah...). Akan lebih membahagiakan jika apa yang telah kami lakukan bisa menginspirasi blogger lain (non blogger juga tidak masalah) untuk membuat program serupa. Untuk itu, kami para gerombolan HI dengan senang hati akan berbagi. Sebelum Bloggers For Bangsari diluncurkan, Bude Venus pernah punya ide memberi dukungan untuk pendidikan anak-anak nelayan di pantai utara jawa. Ayo Bune, kami sudah siap membantumu...

Lalu bagaimana itu tentang cashflow dll yang sudah disinggung di depan?

Sementara, biar itu menjadi pekerjaan bagi Komite Sekolah beserta dewan guru disana. Karena mereka yang berhadapan langsung dengan para murid itu. Informasi sementara, sudah ada 25 murid yang sudah siap memelihara kambing. Dana yang terkumpul belum cukup memang.

Selanjutnya?

Mungkin kita perlu menjenguk mereka suatu saat. Semacam inspeksi mendadak begitu lah. Melihat langsung bagaimana kehidupan mereka. Merasakan naik kereta api ekonomi semalaman yang akan membuat kakimu bengkak karena tidak kebagian tempat duduk, menghirup hawa panas Bangsari, mencicipi mendoan seharga 500 rupiah namun seukuran setengah kertas kwarto, makan kelapa muda hingga kembung, atau ikut mencarikan rumput buat si kambing sehingga kulitmu menghitam dalam sekejap. Sama sekali ndak indah, sampeyan boleh mencobanya.

Usul yang muncul di forum kemarin, akhir tahun kelihatannya saat yang tepat. Namanya? Hm... Tour de Bangsari terdengar lumayan...

Siapa mau ikut?

Catatan Mas Hedi: Sekali lagi, Bloggers for Bangsari adalah pembabat alas. Pembuka jalan. Kami siap membantu dan menjelaskan mekanisme program ini untuk dilakukan blogger manapun di tempat lain.

———————————————-

http://bloggersforbangsari.blogspot.com/

Bahtiar: 081328484289 (bahtiar@gmail.com)
Ipul: 081578820013, 02199183863 (much.syaefulloh@gmail.com)
Pitik: 08157123875 (hadik1@gmail.com)
Sir Mbilung: 08121823242
Mitha: 0818794474 (mita_ald@yahoo.com)
Iqbal: 02199562833, 081574852877 (i.prakasa@gmail.com)
Pito: 0818691666, 08882799894 (pitopoenya@yahoo.com)
Hedi: 081311401084 (hedinov@gmail.com)


Bantuan disalurkan ke:

No rekening: 0751371054
Atas nama : Much. Syaefulloh
Bank BCA cabang Sabang Jakarta pusat
Email : much.syaefulloh@gmail.com, ipoul_bangsari@yahoo.com
YM! : ipoul_bangsari
HP: 081578820013
Alamat: Jl Kebon Kacang II no 70 Tanah Abang Jakarta Pusat atau

atau ke Bapak saya yang mengurusi program ini di Bangsari
Darso Moh. Dahroni
d.a: dusun Karang Reja, RT 03 RW 04, desa Bulaksari (Bangsari), Kec. Bantarsari, Kab. Cilacap.


Baca Selanjutnya ......

Bloggers for Bangsari (Segera Tutup)

Ditulis oleh Hedi, diambil dari sini

Duit donasi program kambing untuk anak sekolah di Bangsari akhirnya sudah terkumpul hingga kurang lebih Rp 20 juta (hingga kemarin malam). Puji Tuhan. Terima kasih untuk para donatur. Perkembangannya, kami segera menutup program ini. Lho, kok ditutup?

Begini. Yang akan ditutup hanya penggalangan dana, tepatnya per 30 November 2007. Sampai hari itu, siapapun yang akan menyumbang masih diterima dan dicatat. Ini juga mengantisipasi beberapa pihak dan korporasi yang rencananya berniat menyumbang dalam skala besar.

Jadi, hanya kerjaan pengumpulan dana yang terhenti (sejenak dan tak menutup kemungkinan dibuka kembali). Kami khawatir dana yang terlalu besar (jika tak ditutup segera) justru akan menyulitkan distribusi dan pengawasan. Maklum, kami dibatasi dimensi ruang dan waktu.


Saat meeting

Mekanisme penyaluran dana yang disepakati kemarin waktu meeting, dana akan diserahkan kepada dewan sekolah yang beranggotakan para guru. Mereka ini (guru) yang akan menentukan masing-masing murid calon penerima kambing. FYI, sekitar 25 anak sudah ada dalam daftar dan tinggal dikerucutkan sesuai jumlah dana tersedia berdasarkan skala prioritas. Nama mereka mungkin akan segera di-publish dalam pekan ini.

Lalu lintas pengawasan akan dimulai saat sebagian dari panitia mungkin segera meluncur ke lokasi donasi. Katakanlah inspeksi mendadak. Selain itu, akan ditetapkan satu koordinator (penghubung) antara mereka (pihak sekolah/guru) dengan kami untuk laporan dan perkembangan secara rutin.

Nah, perkembangan itu kemudian akan terus di-update ke para donatur dan khalayak. Yang pasti, kabar berkala akan ada di sini dan jika memungkinkan juga melalui email atau telpon atau surat.

Lalu, bagaimana jika ada blogger atau siapapun yang ngotot kirim duit setelah lewat 30 November? Kami akan tetap menerima, namun besar kemungkinan akan dialokasikan ke program sejenis lainnya yang dilakukan blogger lain. Konon, mbok Venus punya program sejenis yang akan segera diworo-woro, ya kan mbok? ;)

Sekali lagi, Bloggers for Bangsari adalah pembabat alas. Pembuka jalan. Kami siap membantu dan menjelaskan mekanisme program ini untuk dilakukan blogger manapun di tempat lain.

———————————————-

http://bloggersforbangsari.blogspot.com/

Bahtiar: 081328484289 (bahtiar@gmail.com)
Ipul: 081578820013, 02199183863 (much.syaefulloh@gmail.com)
Pitik: 08157123875 (hadik1@gmail.com)
Sir Mbilung: 08121823242
Mitha: 0818794474 (mita_ald@yahoo.com)
Iqbal: 02199562833, 081574852877 (i.prakasa@gmail.com)
Pito: 0818691666, 08882799894 (pitopoenya@yahoo.com)
Saya: 081311401084 (hedinov@gmail.com)

Bantuan disalurkan ke:

No rekening: 0751371054
Atas nama : Much. Syaefulloh
Bank BCA cabang Sabang Jakarta pusat
Email : much.syaefulloh@gmail.com, ipoul_bangsari@yahoo.com
YM! : ipoul_bangsari
HP: 081578820013
Alamat: Jl Kebon Kacang II no 70 Tanah Abang Jakarta Pusat atau

atau ke Bapak saya yang mengurusi program ini di Bangsari
Darso Moh. Dahroni
d.a: dusun Karang Reja, RT 03 RW 04, desa Bulaksari (Bangsari), Kec. Bantarsari, Kab. Cilacap.

Baca Selanjutnya ......

Jumat, 02 November 2007

Penerima Kambing: Terimakasihku pada Blogger


Sore itu di tengah ngobrol dan ngopi bareng teman-teman sepabrik ipul menelepon. Menyampaikan kabar, seseorang akan menemuiku. Siapakah dia? Ternyata malaikat yang akan menyambungkan niat seseorang yang akan menyumbang sepuluh kambing langsung ke bangsari.

perempuan beranting panjang itu meminta tolong aku, untuk mengantarkannya menemui pak mahmudin. Pak mahmudin ini adalah ayah dari rubangi, salah satu anak penerima kambing pada project bloggers for bangsari ini.

Karena beliau mbaknya tak mau jadi seleb, ia tak mau disebut namanya. Bahkan untuk diketahui ia bekerja dimana pun, ia menolak. Nomor telepon kantor pun di setting private. Tak ingin menyalahgunakan fasilitas yang diberikan negara, katanya.

Dan kami pun, berhasil menemui pak mahmudin di jalan warung buncit raya. Di pintu masuk yang terbuat dari pagar seng. Pak mahmudin bertukang pada pembuatan gedung berlantai lima itu.


Dari roman mukanya dia cukup canggung menemui kami. Sore sehabis hujan itu ia memakai jaket kotak-kotak warna hijau yang memudar dan celana panjang coklat. Tampak pakaian itu kebesaran membungkus tubuhnya yang mungil. Ia baru saja mandi, tampak ujung rambut depannya yang masih basah.

Aku dan pak mahmudin lalu digiring mbaknya ke sebuah warung. Sambil menunggu ipul yang terjebak di busway. Di sodori buku menu, pak mahmudin, satu satunya pekerja di gedung yang berasal dari bangsari ini menolak. Entah karena canggug, malu-malu atau seperti alasannya, dia baru saja makan malam.

Sehari ia makan dua kali. Dengan kompor ia memasak menunya sendiri. Seminggu menghabiskan beras maksimal 5 liter. Beserta belanja lauk ia harus mengeluarkan lima puluh ribu rupiah.

Baru seminggu ia di jakarta, meninggalkan isteri dan kelima anaknya di bangsari. Dan rubangi, penerima bantuan bantuan kambing adalah anaknya nomor dua. Ragilnya sekarang baru kelas satu sekolah dasar.

Sebagai pekerja bangunan tak hanya kali ini. Ia pernah merantau ke makssar membangun pabrik semen selama sembilan bulan. "ya kemana saja mas, terserah nasib membawa", katanya.

Tanganya membuka-buka buku menu lalu memesan susu coklat panas. Ke jakarta terpaksa ia lakukan karena di kampung ia tak punya sawah sendiri. Ia hanya maro (bagi hasil) dari sawah salah satu pak haji.

Sawah tadah hujan itu hanya bisa di tanami dua kali. Rendengan dan sadon. Musim tanam sadon, periode kedua ini kemungkinan panen hanya sekitar 50 persen karena tak adanya hujan. Sehingga kadang pak mahmudin memilih menanaminya dengan palawija dan sayur-sayuran.

"Pak bagaimana rasanya mendapatkan bantuan kambing? Tanya ipul

"Tentu saja senang, jawabnya sambil tersenyum. Sebelumnya ia juga memelihara kambing, namun terpaksa di jualnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dia juga mengucapkan terimaksih banyak kepada ipul ( maksudnya juga kepada para donatur) karena ia telah merasa di tuntun, sehingga anaknya tetap bisa melanjutkan sekolah.

Tak terjebak seperti anak-anak lain yang malas sekolah. Kebanyakan mereka beranggapan, sekolah itu lama menghasilkan duitnya. Lebih baik langsung bekerja membantu orang tua. Apalagi anak perempuan, otomatis diplot sebagai tenaga kerja wanita di negeri kurma.

Sebulan lagi ia akan pulang. Menjenguk keluarga yang menunggunya. Dengan uang yang berhasil di kumpulkan pak mahmudin yang asli kebumen itu memilih naik kereta ekonomi dari stasiun senen yang harga tiketnya sekali jalan 27.500 rupiah.

Selama sebulan lebih itu ia sukses mengumpulkan uang sekitar 600-700 ribu. Sebenarnya ia adalah tukang, namun hanya dibayar sebagai "kenek". Ia tak protes, meskipun tenaganya dihargai sehari 30 ribu rupiah.

Ia paham, sebenarnya upah harian yang ia terima jauh lebih besar. Namun telah di potong untuk mandor dan pegawai atasan lainnya.

Dari penghasilannya itu, andai bersisa ia simpan. Bukan ke bank namun ke rumah pak kyai yang mengelola pesantren. Sengaja ia tak menyimpan ke bank, karena ia ingin uang itu bisa dipakai untuk menabah modal dagang para santri.

Sekarang bangunan yang ia kerjakan sudah berdiri. Sudah sampai tahap plester dan finishing. Menurutnya masih sekitar lima sampai enam bulan untuk menyelesaikan gedung yang kata dia milik orang arab.

Ia bisa tidur di dalamnya. Di lantai dua, pak mahmudin membuat ranjang berukuran "single" yang berasal dari kayu bekas. Tampak pada keempat kaki ranjang itu menjulang setinggi badan pemain basket profesional.

Rupanya ranjang itu didesain multi fungsi. Diantara tiang-tiangnya, dipasang tali yang difungsikan sebagai jemuran dan tempat menaruh baju dan sarung. Di sebelahnya terdapat meja-mejaan tempat menaruh piring.

Pak mahmudin rupanya cukup kreatif, memanfaatkan botol aqua berukuran tanggung yang di potong sebagian sisi atasnya untuk menyimpan sendok. Lalu benda itu digantungkan pada paku di salah satu kaki ranjang.

Andai dipasang kelambu, ranjang itu akan mirip ranjang raja-raja jawa jaman dulu. :)


Bantuan disalurkan ke:

No rekening: 0751371054
Atas nama : Much. Syaefulloh
Bank BCA cabang Sabang Jakarta pusat
Email : much.syaefulloh@gmail.com, ipoul_bangsari@yahoo.com
YM! : ipoul_bangsari
HP: 081578820013
Alamat: Jl Kebon Kacang II no 70 Tanah Abang Jakarta Pusat atau

atau ke Bapak saya yang mengurusi program ini di Bangsari
Darso Moh. Dahroni
d.a: dusun Karang Reja, RT 03 RW 04, desa Bulaksari (Bangsari), Kec. Bantarsari, Kab. Cilacap.


Baca Selanjutnya ......